Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2010

PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT

Banyak sekali hadits-hadits nabawi yang mengisyaratkan makna syar'i dari kata bid'ah, di antaranya: [1] Hadits Al Irbadh Ibnu Sariyah, di dalam hadits ini ada perkataan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam: "Jauhilah hal-hal yang baru (muhdatsat), karena setiap yang baru itu adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat." [Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya dan teksnya milik Abu Dawud 4/201 no. 4608, Rmu Majah 1/15 No. 42, At-Tirmidzi 5/44 no. 2676 dan beliau berkata bahwa ini hadits hasan shahih dan hadits ini dishahihkan oleh Al Albaniy dalam Dhilaalul Jannah fii Takhriijissunnah karya lbnu Abi Ashim: no. 27] [2] Hadits Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkata dalam khuthbahnya: "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebagus-bagusnya tuntunan adalah tuntunan Mnbammad dan urusan yang paling jelek adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) dan setiap yang diada-adakan (dalam agama)

Kategori Bid'ah Dan Bahayanya

Antara Adat Dan Ibadah Oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari Ini adalah sub kajian yang sangat penting yang membantah anggapan orang yang dangkal akal dan ilmunya, jika bid’ah atau ibadah yang mereka buat diingkari dan dikritik, sedang mereka mengira melakukan kebaikan, maka mereka menjawab : “Demikian ini bid’ah ! Kalau begitu, mobil bid’ah, listrik bid’ah, dan jam bid’ah!” Sebagian orang yang memperoleh sedikit dari ilmu fiqih terkadang merasa lebih pandai daripada ulama Ahli Sunnah dan orang-orang yang mengikuti As-Sunnah dengan mengatakan kepada mereka sebagai pengingkaran atas teguran mereka yang mengatakan bahwa amal yang baru yang dia lakukan itu bid’ah seraya dia menyatakan bahwa “asal segala sesuatu adalah diperbolehkan”. Ungkapan seperti itu tidak keluar dari mereka melainkan karena kebodohannya tentang kaidah pembedaan antara adat dan ibadah. Sesungguhnya kaidah terseubut berkisar pada dua hadits. Pertama : Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Ar

Bid'ah

Abu Darda dan Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhum "Sedikit dan sesuai sunnah lebih baik dari pada banyak tetapi bid'ah." Abdullah bin Umar berkata: "Setiap bid'ah itu adalah sesat meskipun dianggap baik oleh manusia." Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah (Al-Qur¡¦an) dan sebaik-baik petunjuk adalah Muhammad . Dan sejelek-jelek urusan adalah yang baru (muhdats) dan setiap muhdats adalah bid¡¦ah dan setiap bid¡¦ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka¡¨. (Riwayat Muslim juz 3 hal. 11. Nasa¡¦I juz 3 hal. 188-189 dan kedua tambahan dalam kurung() dari riwayatnya. Ahmad juz 3 hal. 310 & 371. Ibnu Majah no 45). Demikian itu karena sesungguhnya hakikat agama terdiri dari dua hal, yaitu tidak ada ibadah kecuali kepada Allah, dan tidak boleh beribadah kepada Allah kecuali dengan syari¡¦at yang ditentukan-Nya. Sebab telah disebutkan berulang kali dari sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam, ¡§Kullu bid¡¦ah dh