KISAH-KISAH AL-QURAN

PENDAHULUAN

Allah Swt, menurunkan al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. Yang mengandung tuntutan-tuntutan bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan didunia dan akherat, serta kebahagiaan lahir dan batin. Selain menggunakan cara yang langsung, yaitu berbentuk-bentuk perintah dan larangan, adakalanya tuntutan tersebut disampaikan melalui kisah-kisah, dengan tujuan untuk menjelaskan bantahan terhadap kepercayaan-kepercayaan yang salah dan bantahan terhadap setiap bujukan untuk berbuat ingkar serta menerangkan prinsip-prinsip Islamiah dalam bentuk berdakwah.
Kisah-kisah tersebut memakan tempat yang tidak sedikit dari keseluruhan ayat-ayat al-Quran, banyak pula surat yang dikhususkan untuk kisah semata, seperti surat Yusuf (18) al-Anbiya (21),al-Qoshas (28), dan surat Nuh (17).
Dalam makalah ini penulis sedikit akan membahas tentang kisah-kisah al-Quran mulai dari definisi Qoshas itu sendiri dan lain sebagainya yang menyangkut tentang Qoshas al-Quran, tetapi penulis minta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kesalahdan ketimpangan materi, karena keterbatasan keilmuan dan referensi penulis.










Penulis



PEMBAHASAN

I. Pengertian Qashash al-Quran
Kata Qashash berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata Qishash yang berarti tatabbu al-atsar (napak tilas / mengulang kembali masa lalu ). Secara etimologi (bahasa ) al-Qashash juga berarti urusan (al-Amr ), berita khabar (hal ), dalam bahasa indonesia itu diterjemahkan dengan kisah yang berarti kejadian ( riwayat, dan sebagai nya ),
Secara terminologi al-Qashash diartikan oleh Muhammad Khalafullah : “suatu karya kesusastraan mengenai peristiwa yang terjadi atas seseorang pelaku yang sebenarnya tidak ada. Atau dari seorang pelaku yang benar-benar ada, tetapi peristiwa yang berkisar pada dirinya dalam kisah itu tidak benar-benar terjadi. Atau , pristiwa itu benar-benar terjadi pada diri pelaku, tetapi kisah itu disusun atas dasar seni yang indah, yang mendahulukan sebagian peristiwa dan membuang sebagian lagi. Atau, peristiwa yang benar-benar itu ditambahi dengan peristiwa yang tidak terjadi atau dilebih-lebihkan penuturannya, sehingga penggambaran pelaku-pelakunya sejarahnya keluar dari kebenaran yang sesungguhnya sehingga terjadi para pelaku fiktif.”
Adapun yang dimaksud dengan Qoshash al-Quran adalah : “pemberitaan mengenai keadaan umat terdahulu, Nabi-Nabi terdahulu dan peristiwa yang pernah terjadi.” Kisah – kisah al-Quran pada umumnya mengandung unsur Pelaku, Peristiwa, dan Dialog. ketiga unsur ini terdapat hampir dieluruh kisah al-Quran seperti lazimnya kisah-kisah biasa. Hanya saja peran ketiga unsur itu tidaklah sama, sebab boleh jadi salah satu hilang. Satu- satunya pengecualian ialah kisah Nabi Yusuf, yang mengandung ketiga unsur itu dan terbagi menurut teknik kisah biasa. Cara semacam ini tidak ditemui pada kidah lain.
1. Palaku
Pelaku kisah-kisah yang terdapat dalam al-Quran tidak hanya manusia, tetapi, malaikat, jin, bahkan burung dan semut.
2.Peristiwa
Hubungan antara peristiwa dengan pelaku pada setiap kisah amatlah jelas karena kedua hal itu merupakan unsur-unsur pokok suatu kisah. Tidak dapat dibayangkan adanya pelaku tanpa peristiwa yang dialaminya. Peristiwa itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian :
A, peristiwa yang berkelanjutan
B. Peristiwa yag dianggap luar biasa
Yaitu peristiwa-peristiwa yang disatangkan Allah melalui para RasulNya sebagai bukti kebenarannya, seperti mukjijat-mukjijat para Nabi.
C. Peristiwa yang dianggap biasa
Yaitu peristiwa biasa yang dilakukan oeh orang-orang yang dikenal sebagai tokoh, baik Rasul maupun bukan, sebagai manusia yang makan dan minum.

2. Percakapan ( Dialog )
Tidak semua kisah mengandung percakapan, seperti kisah yang bermaksud menakut-nakuti, tetapi ada pula kisah yang sangat menonjol percakapannya seperti kisah Nabi Adam AS, dalam surat al_’Arof ayat 11-25.

II. Macam-macam Qoshash dalam al-Quran

a. Dilihat dari sisi Pelaku
Manna al-Qottan, membagi Qoshash al-Quran dalam tiga bagian :
1. kisah para Nabi terdahulu
2. kisah-kisah yang berhubungan dengan kejadian pada masa lalu dan orang-orang yang tidak disebutkan kenabiaanya.
3. Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah.

b. Dilihat dari panjang pendeknya.
Dilihat dari panjang pendeknya, kisah-kisah al-Quran dibagi dalam tiga bagian:
1. Kisah Panjang, contoh : kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, semenjak kanak-kanaknya sampai dewasa dan memiliki kekuasaan
2. Kisah yang lebih pendek dari bagian yang pertama,contoh : kisah Maryam dalam surat Maryam.
3. Kisah pendek. Yaitu kisah tang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, misalnya kisah Nabi Hud dan Nabi Luth dalam surat al-‘Arof.

c. Diihat dari jenisnya.
Menurut M.Khullafullah, dilihat dari segi jenisnya kisah-kisah al-Quran dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Kisah sejarah, yaitu kisah yang berkisar tentang tokoh-tokoh sejarah, sepseti para Nabi dan Rasul.
2. Kisah perumpamaan, yakni kisah yang menyebutkan suatu peristiwa untuk menerangkan dan memperjelas suatu pengertian
3. Kisah Asatir, yakni yang didasarkan atas asatir (legenda). Pada umumnya, kisah semacam ini bertujuan mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan, gejala-gejala yang ada, atau menguraikan suatu persoalan yang sukar diterima akal.

III. Faedah Qoshash al-Quran
Banyak faedah yang terdapat dalam qoshash al-quran sebagaimana yang diuraikan Manna’ al-Qotthan :
1. menjelaskan prinsip-prinsip dakwah dan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh setiap nabi. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam surat al-Anbiya ayat 25 :




Artinya :
“Dan kami tidak menutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melaikan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.”
2. Meneguhkan hati Rasulullahdan hati ummatnya dalam menegakkan agama Allah, serta menguatkan kepercayaan orang-orang yang beriman melalui datangnya pertolongan Allah dan hancurnya kebatilan beserta para pendukungnya.
3. Membenarkan Nabi-Nabi terdahulu dan mengingatkan kembali jejak-jejak mereka.
4. Memperlihatkan kebenaran Nabi Muhammad dalam penuturannya mengenai orang-orang terdahulu.
5. Membuktikan kekeliruan ahli Kitab yang telah menyembunyikan keterangan dan petunjuk.
6. Kisah merupakan salah satu nentuk sastra yang menarik bagi setiap pendengarnya dan memberikan pelajaran yang tertanam dalam jiwa. Sebagai mana yang difirmankan Allah dalam surat Yusuf ayat 111






Artinya :
“Sesungguhnya pada kisah-kiah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatunya, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi Kami yang beriman”.


PENUTUP

Al-Quran bukanlah buku sejarah, tetapi al-Quran bisa dikatakan buku sejarah. Sejarah yang ada daam al-Quran banyak sekali manfaatnya, didalam kehidupan, disamping sebagai sejarah yang mengingatkan kita kepada perjuangan orang-orang terdahulu akan penyebaran agama yang sangat patutu dicontoh oleh generasi sekarang ini .
Dengan akhirnya makalah ini, penuis mohon maaf untuk yang kadua kali apa bila didalam makalah ini banyak sekali ditemukan kesalahan, dan penulis hanya bisa berdo’a mudah mudahan makalah yang tak seberapa ini mendatangkan faedah bagi yang membacanya. Amin.

Komentar